Mau hubungan langgeng dan bebas cekcok soal uang? Ini rahasia budgeting untuk pasangan muda

Cerdas atur uang, keluarga pun makin bahagia!

Pernikahan bukan cuma soal cinta dan janji sehidup semati. Ada satu topik yang lebih sensitif dari sekadar “makan di mana” atau “pulang kampung ke rumah siapa” ini dia urusan uang!

Ini fakta, masalah keuangan salah satu penyebab paling umum pertengkaran dalam rumah tangga—terutama di kalangan pasangan muda. Bukan karena tidak cinta, tapi karena tidak punya sistem. Belum terbiasa menyatukan dua kepala dan dua kebiasaan keuangan menjadi satu. 

Dalam tulisan ini akan membahas strategi budgeting khusus untuk pasangan muda—dari membangun mindset bersama, menyusun anggaran, mengelola pengeluaran harian, hingga tips menghadapi perbedaan prinsip keuangan tanpa harus ribut. Intinya sih menurut saya tidak harus "menunggu kaya" kita berbagi soal tips keuangan ini asal mencerahkan.

Bagian 1: Kenapa Keuangan Pasangan Itu Penting Dibicarakan?

Sebelum ngomong soal spreadsheet atau aplikasi keuangan, mari kita bicara why dulu.

1.1. Cinta Nggak Bisa Bayar Tagihan

Kita semua tahu, cinta itu penting. Tapi, cinta saja tidak bisa bayar listrik, cicilan, atau uang sekolah anak nanti. Kalau tidak dibicarakan sejak awal, masalah uang bisa menjadi bom waktu.

1.2. Setiap Orang Punya Latar Belakang Finansial yang Berbeda

Mungkin kamu tipe yang terbiasa menabung sejak kecil, sementara pasanganmu lebih spontan dalam membelanjakan uang. Atau sebaliknya. Menyatukan dua kebiasaan ini butuh komunikasi dan kompromi.

1.3. Visi Masa Depan Perlu Dana

Mau punya rumah sendiri? Punya anak? Traveling bareng? Semua itu perlu perencanaan—dan tentunya, uang. Budgeting bukan sekadar mencatat pengeluaran, tapi juga tentang merancang masa depan menyatukan bersama apa yang dianggap bernilai dan penting dalam hidup bersama.

Bagian 2: Langkah Awal Menyusun Budget Pasangan

2.1. Buka-bukaan Soal Keuangan

Langkah pertama: duduk bareng dan bahas semuanya. Sadari kebiasaan  yang membuat uang selalu bocor tak terduga😀. Berapa gaji masing-masing? Ada utang? Punya tabungan atau investasi? Jujur soal kondisi keuangan adalah kunci.

Tips: Jadwalkan waktu khusus untuk diskusi keuangan, bukan sambil makan atau nonton TV.

2.2. Buat Daftar Kebutuhan Bersama

Bedakan antara kebutuhan bersama dan pribadi. Contoh kebutuhan bersama:

  • Sewa atau cicilan rumah

  • Tagihan listrik, air, internet

  • Belanja bulanan

  • Tabungan bersama

  • Dana darurat

Kebutuhan pribadi bisa berupa: pulsa, skincare, hobi, atau belanja online pribadi.

2.3. Tentukan Sistem: Gabung Semua atau Separuh Gabung?

Ada 3 sistem keuangan yang umum dipakai pasangan:

  1. Semua penghasilan digabung dan dikelola bersama.

  2. Sebagian digabung untuk kebutuhan rumah tangga, sisanya tetap milik masing-masing.

  3. Semua terpisah tapi ada transparansi dan pembagian tanggung jawab.

Tidak ada yang benar atau salah. Pilih yang paling sesuai dengan kepribadian dan kenyamanan kalian berdua.

Bagian 3: Cara Praktis Menyusun Anggaran Bulanan

3.1. Gunakan Rumus 50/30/20

Sebagai panduan umum, kamu bisa gunakan prinsip ini:

  • 50% untuk kebutuhan pokok (makan, tempat tinggal, tagihan)

  • 30% untuk keinginan (hiburan, jajan, hobi)

  • 20% untuk tabungan dan investasi

Khusus pasangan, “kebutuhan pokok” bisa dibagi sesuai kontribusi atau penghasilan masing-masing.

3.2. Gunakan Alat Digital (atau Catat Manual Kalau Lebih Nyaman)

Beberapa aplikasi yang cocok untuk budgeting pasangan:

  • Spendee

  • Money Lover

  • Monefy

  • Excel atau Google Sheets

Kelebihan pakai digital: bisa diakses bersama, lebih mudah melacak dan visualisasi laporan keuangan.
Tapi kalau kalian lebih suka menulis tangan? No problem juga—yang penting konsisten.

3.3. Sisihkan untuk Dana Darurat & Tujuan Masa Depan

Setidaknya punya dana darurat 3–6 bulan dari total pengeluaran bulanan. Selain itu, bikin tabungan khusus untuk:

  • Liburan bersama

  • Dana pendidikan anak

  • Rumah pertama

  • Modal usaha

  • Sakit

  • Keperluan sosial

Bagian 4: Tantangan Umum & Cara Menghadapinya

4.1. Salah Satu Lebih Boros

Solusinya: bukan menyalahkan, tapi membuat batasan. Misalnya, kasih jatah “uang bebas” masing-masing yang boleh dihabiskan tanpa perlu izin pasangan.

4.2. Salah Satu Penghasilan Lebih Tinggi

Ini sering jadi pemicu konflik tersembunyi. Bicarakan peran dan kontribusi secara adil, bukan harus selalu setara nominal. Bisa juga menggunakan persentase, bukan angka mutlak.

Contoh:

  • Yang berpenghasilan 7 juta menyumbang 70% dari biaya rumah tangga

  • Yang berpenghasilan 3 juta menyumbang 30%

4.3. Belum Terbiasa Catat Pengeluaran

Buat aturan ringan di awal. Misalnya:

  • Catat hanya pengeluaran besar (di atas 50 ribu)

  • Rekap mingguan, bukan harian

  • Gunakan format yang simpel: Tanggal – Kategori – Nominal (debet/kredit).

4.4. Ribut karena Keputusan Keuangan Besar

Contoh: ingin beli motor baru, ambil KPR, atau investasi. Solusinya? Buat “aturan main”:

  • Semua pembelian di atas nominal tertentu harus didiskusikan bersama.

  • Tidak ada keputusan sepihak.

Bagian 5: Tips Bonus Biar Budgeting Jadi Momen Romantis (!)

Siapa bilang ngomongin uang nggak bisa romantis? Ini beberapa ide:

  • “Date night budgeting”: ngopi bareng sambil evaluasi keuangan bulanan.

  • Bikin mimpi bersama: tempel visi dan target finansial kalian di dinding rumah.

  • Rayakan keberhasilan kecil: berhasil nabung 1 juta? Traktir diri makan bakso!

Bagian 6: Studi Kasus Mini

Kisah Raka & Dina

Ini bukan kisah nyata, bila kebetulan ada kesamaan nama. Raka dan Dina baru menikah 6 bulan. Awalnya mereka sering ribut karena uang selalu terasa kurang. Setelah duduk bareng dan pakai sistem 70:30 kontribusi sesuai gaji, mereka mulai bisa menyisihkan dana darurat dan liburan. Mereka juga bikin “rekening lucu-lucuan” atau semacam celengan khusus untuk hal-hal spontan seperti staycation (liburan kecil sekitar rumah tak harus jauh-jauh) atau beli hadiah kecil.

Hasilnya? Jauh lebih harmonis. Karena semua jelas dan terbuka.

Kesimpulan

Keuangan rumah tangga bukan cuma urusan angka, tapi juga soal komunikasi, rasa saling percaya, dan kerja sama. Dengan sistem budgeting yang disepakati bersama, pasangan muda bisa:

  • Hidup lebih tenang dan terarah

  • Punya fondasi keuangan yang kuat

  • Terhindar dari konflik berkepanjangan

Ingat, tujuan utama budgeting bukan mengekang, tapi memberi arah. Karena hidup berdua akan lebih mudah kalau kita tahu kemana uang (dan hubungan ini) akan dibawa.

Selamat mencoba dan semoga harmonis, sampai rekening pensiun nanti 💑💸

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url