Mengenal Aneka Ragam Jenis Tuak Nusantara

Minum Tuak Sekadau Kalbar terbuat dari Beras Ketan.

Bicara tuak pasti terlintas dalam benak dan pikiran kita bahwa ini salah satu jenis menuman keras mengandung alkohol dan pasti "memabukan". Ya benar bila diminum dalam jumlah yang banyak akan membuat kamu mabuk bahkan bisa mabuk kepayang ha ha.

Bila kita melihat ke dalam, tuak membuka wawasan kita tentang karifan budaya dan tradisi bangsa kita. Tuak mencerminkan identitas masyarakat pada daerahnya tersebut. Tuak minuman tradisional pada umumnya dari air nira pohon enau dan beras ketan yang sudah melalui proses fermentasi ragi

Tuak Nira

Tuak nira adalah jenis tuak paling dikenal di negara kita. Dibuat dari nira pohon aren (enau), tuak nira memiliki rasa manis dan sedikit asam. Tuak ini memiliki kadar alkohol yang tidak terlalu keras.

Di Jawa sering mengenal tuak nira ini, di Bali disebut "brem", di NTT disebut "sopi", dan di Maluku disebut "lapen".

Pengolahan tuak nira ini dapat diolah menjadi minuman arak dengan rasa lebih keras melalui tekhnik penyulingan. Di Bali tuak brem nira yang dikeringkan dan memiliki tekstur seperti permen.

Di berbagai daerah, tuak nira menjadi bagian dari ritual adat dan keagamaan. Di Bali, tuak nira dipersembahkan sebagai sesajen kepada dewa-dewi. Di Sumatera Utara, tuak nira diminum dalam acara adat Batak seperti pernikahan dan kematian.

Tuak Beras:

Tuak beras terbuat dari fermentasi beras ketan putih yang dicampur dengan ragi. Tuak beras memiliki rasa yang lebih keras dan kadar alkohol yang lebih tinggi dibandingkan tuak nira, yaitu sekitar 10-20%.

Di Kalimatan tuak beras disebut "tuak" atau "bram", di Flores, tuak beras dikenal sebagai "sopi", di Sumba disebut "arak", dan di Papua disebut "kowai".

Tuak beras biasanya berwarna putih keruh dan memiliki aroma yang khas. Di beberapa Wilayah Kalimantan, tuak menjadi sajian minuman tradisional dalam acara-acara adat, hari besar, atau ditawarkan sebagai minuman penyambutan tamu (bagi yang tidak minum biasanya tidak dipaksa). Di beberapa daerah, tuak beras digunakan sebagai obat tradisional. Di Flores, tuak beras dipercaya dapat menyembuhkan penyakit demam dan malaria.

Tuak Sadapan:

Tuak sadapan adalah sejenis tuak yang disadap langsung dari pohon aren tanpa melalui proses fermentasi. Tuak sadapan memiliki rasa yang manis dan segar dengan kadar alkohol yang rendah, yaitu sekitar 1-2%.

Di Jawa Barat, tuak sadapan disebut "toak", di Bali disebut "tuak manis", dan di Sulawesi Selatan disebut "ballo". Tuak sadapan biasanya berwarna putih bening dan memiliki aroma yang harum. Di beberapa daerah, tuak sadapan diminum sebagai minuman pelepas dahaga dan penambah energi.

Tuak Hitam

Tuak hitam bukan jenis tuak yang dibuat dari bahan yang berbeda, tetapi merupakan salah satu jenis tuak yang terbuat dari aren maupun ketan yang disimpan dalam jangka waktu yang lama sehingga warna menjadi hitam. Proses pematangan atau penuaan ini biasanya memberikan karakteristik rasa yang lebih kompleks dan kaya. Minuman ini sering kali disebut dengan nama yang berbeda tergantung pada daerahnya. Salah satu contohnya adalah "tuak hitam" atau "arak hitam."

Proses penuaan tuak dapat terjadi ketika minuman tersebut disimpan dalam wadah tertutup selama beberapa tahun. Selama periode ini, tuak dapat mengalami oksidasi dan interaksi dengan komponen lainnya, yang menghasilkan perubahan warna dan karakter rasa yang lebih mendalam.

Penting untuk diingat bahwa penuaan minuman beralkohol seperti tuak membutuhkan perhatian terhadap kebersihan dan lingkungan penyimpanan yang baik. Tuak hitam ini mungkin tidak banyak dibuat saat ini, untuk mendapatkannya kamu bisa bertanya kepada masyarakat khususnya yang menjadikan tuak menjadi minuman adat dan tradisionalnya di Kalimantan mungkin masih ada di daerah Kabupaten Sanggau, Sekadau, Melawi, Sintang dan Kapuas Hulu.

Namun begitu, mengkonsumsi tuak dalam jumlah yang banyak dan lama dapat merugikan kesehatan pula.

Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url