Memulai kebun organik sekitar rumah.

Kebun Organik Pekarangan rumah
(Sumber: adearisandianwar.wordpress.com)

Bercocok tanam sekitar rumah kelihatannya sudah semakin membudaya di masyarakat kita. Sudah banyak keluarga yang merasa terbantu beban perekonomiannya hanya dengan memanfaatkan pekarangan rumah dengan menanam aneka tanaman produktif yang dikonsumsi baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk dijual.

Bercocok tanam sekitar pekarangan rumah mudah dikelola karena dekat dan mudah pemantauannya. Hari demi hari kita akan mudah mempelajari tanaman yang ditanam dan cara mengatasi hamanya. Memulai bercocok tanam di sekitar rumah adalah titik awal kita sudah mulai coba memperhatikan lingkungan sekitar, menjaga dan memanfaatkannya.

Berbagai macam jenis tanaman dapat ditanam pada kondisi lahan yang relatif sempit. Besar potensi bila menanam tanaman dengan umur dan masa panen yang pendek, misalnya sawi, bayam, cabe, tomat, kacang panjang, serai, lengkuas, liak, dan lain-lain.

Mungkin kita berpikir bagaimana mungkin dengan lokasi yang kecil tapi memiliki produktifitas yang tinggi? Biasanya media tanam yang sempit dikaitkan dengan ketidakcukupan nutrisi tanah sehingga lama kelamaan tidak mampu mempertahankan tanaman tetap sehat dan segar. Kuncinya pada proses pemeliharaannya dimulai dari persiapan lahan/media tanam (polibag, bedengan, maupun pot), pembibitan, penanaman, pemupukan, dan pengendalian hamanya.

Menjaga lingkungan dengan bercocok tanam sekitar rumah tidak lain adalah usaha melestarikan sekitar kita yang mestinya menggunakan metode alami dengan cara organik namun bisa dikembangkan dengan tekhnik yang  sedikit moderen. Mungkin cara-cara yang sudah kita lakukan sebelumnya tergolong sederhana, ada yang sudah berhasil ada juga yang belum begitu menghasilkan.

Berikut ini beberapa hal praktis dilakukan dalam memulai bercocok tanam sekitar pekarangan rumah:

Media Tanam
Memilih media tanam bukan hanya sekedar hobi, senang atau tidak senang menggunakan media tanam tertentu. Idealnya media tanama langsung pada lahan/tanah yang dikhususkan untuk bercocok tanam. Kita harus bijak memilih media tanam untuk tanaman tertentu. Setiap tanaman yang ditanam misalnya dipolibag memiliki alasan tertentu. Kamu bisa memilih lebih dari satu media tanam sesuai selera dan kebutuhan.

Untuk jenis tanaman yang berbuah seperti tomat, cabe, terong, dan lainnya sebaiknya di tanam di polibag yang besar (minimal polibag 5 kg) alasannya jenis  tanaman yang berbuah lebih banyak memerlukan unsur hara (nutrisi) dan membutuhkan tampungan tanah dan pupuk dengan polibag yang cukup besar.

Untuk jenis tanaman sayuran seperti bayam, sawi, ansabi (sawi kampung/sawi dayak), kangkung, dan lainnya tidak mesti ditanam pada polibag yang besar, karena sayuran tidak begitu rakus unsur hara seperti tanaman yang berbuah, kecuali satu polibag lebih dari satu tanaman sayuran. 

Untuk jenis tanaman yang menghasilkan umbi-umbian atau kacang-kacangan seperti lengkuas, liak, kunyit, juga termasuk serai lebih baik ditanam di lahan tanah yang lebih besar dan dikhususkan. Karena tanaman berumbi dan kacang-kacangan ini akan berkembang menjadi banyak membutuhkan lahan yang cukup luas.

Demikian pula tidak mencampur 2 tanaman misal antara tanaman buah dengan sayur, karena sayuran akan kalah berebut unsur hara tanah dari pada tanaman sayur yang berbuah. Bisa digabung di lahan/media tanam yang luas asalkan siap mencukupi kebutuhan pupuknya.

Pembibitan
Banyak diantara kita langsung menebarkan bibit pada tempat/area/media tanam. Memang cara ini cukup praktis tinggal menunggu tumbuh, namun kerap kali ada bibit yang tidak tumbuh atau tidak baik pertumbuhannya. Melakukan cara pembibitan terlebih dahulu menjadi salah satu cara untuk memilih bibit yang baik dan siap tanam. Caranya tanam biji/bibit di polibag ukuran kecil atau dari cawan plastik kecil, bila sudah tumbuh baru pindahkan ke dalam pot/polibag/lahan yang sudah dipersiapkan. 

Pemupukan
Pemupukan merupakan bagian yang sangat penting dari serangkaian proses penanaman. Pemupukan ibarat memberikan makanan kepada tanaman. Gunakan pupuk kandang/organik/alami. Semakin banyak pupuk organik biasanya semakin subur dan panen akan semakin melimpah. Lain halnya pupuk kimia, jika diberi berlebihan maka akan merusak dan menurunkan unsur hara tanah sehingga semakin tergantung pupuk dan biaya yang dibutuhkan semakin besar. Ada baiknya belajar cara membuat pupuk organik padat yang berkualitas agar hasil kebun sesuai harapan.

Tanaman tidak mesti di pupuk setiap hari. Pemberian pupuk pada media tanam yang sempit (polibag dan pot) diibaratkan memberikan makanan untuk kebutuhan tumbuh dan berkembang tanaman sampai menghasilkan dan waktunya panen. 

Lain halnya dengan bercocok tanam di lahan tanah langsung, pada tahap awal penanaman dibutuhkan pupuk dalam jumlah yang besar untuk mengembalikan kesuburan tanah yang kondisi sebelumnya tandus. Pemupukan yang terus menerus mengembalikan fungsi dan kesuburan tanah, sehingga pupuk organik tidak banyak lagi dibutuhkan seiring dengan lama proses bercocok tanam.

Dalam perkembangan moderen saat ini pupuk organik tidak saja tersedia dalam bentuk yang padat melainkan ada yang berbentuk cair yang diekstrak dari bahan yang ada disekitar kita. Pemberian pupuk cair memiliki 2 makna dan kebutuhan yaitu memberikan makan sekaligus minum bagi tanaman, tidak hanya itu pupuk organik cair dapat digunakan untuk pengendali hama tanaman. 

Pada prinsipnya pemberian pupuk organik selain mempertimbangkan kecukupan nutrisi pada setiap periode tumbuh juga membantu percepatan pertumbuhan komponen-komponen tanaman seperti akar, batang dan buah. 

Pengendalian Hama
Mungkin kita berpikir hama tanaman mesti dibunuh dan pestisida jawabannya. Beberapa cara alami dalam pengendalian hama kebun organik kamu, yaitu dengan menanami sekitar kebun dengan tanaman bunga untuk memikat hama agar mereka beralih ke tanaman bunga. Selain itu juga dapat dilakukan pengendalian hama dengan penyemprotan pestisida organik cair. Pestisida mudah dibuat bisa membunuh hama dalam kadar tertentu, namun kebanyakan mengusir hama karena baunya yang menyengat. 

Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan mengapa kita mesti memilih metode bercocok tanam secara organik adalah
  1. Ramah lingkungan;
  2. Sehat;
  3. Kreatifitas meningkat;
  4. Bahan organik mudah didapatkan;
  5. Panen menguntungkan;
  6. Berkelanjutan.
Sekian dulu, nantikan tulisan berikutnya bagaimana cara membuat pupuk organik padat dan cair, serta pestisida organik.  Semoga sedikit mencerahkan.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url