Cara Menyelesaikan Konflik dan Mendapatkan Manfaatnya.


Istilah Kata "Konflik" tidak asing lagi di telinga semua orang. Semua orang pasti pernah mengalami konflik dalam kehidupan sehari-harinya, baik di lingkungan keluarga, masyarakat dan pekerjaan. Konflik berdampak buruk sampai terjadi perpecahan, namun melalui manfaat konflik ternyata dapat mendatangkan kemajuan bersama. Bagaimana caranya?

Dalam bahasa Inggris, conflict is a serious disagreement or argument, typically protracted one. Konflik adalah sebuah perselisihan pendapat atau argumen yang serius, biasanya berkepanjangan.

Kemudian menurut Gillies (1994), konflik dapat diartikan sebagai suatu bentuk perselisihan antara "sikap bermusuhan" atau kelompok penentang ide-ide. dijelaskan pula oleh Gillies bahwa, dahulu konflik dianggap sesuatu yang "berbau" negatif sehingga cara mengelolanya pun bermula dari yang sederhana, seperti membiarkan saja sampai yang bersifat ekstrem, yaitu berusaha menghilangkan sampai ke "akar-akarnya".

Konflik mengingatkan kita kembali bahwa sebelum-sebelumnya bahwa situasi, tindakan-tindakan, ide-ide, dan pendapat itu belum tercapai keseimbangan dan dalam berjalannya waktu belum terakomodir dan terselesaikan dengan baik sehingga masing-masing individu masih merasa adanya masalah/perselisihan pendapat.

Konflik mau tak mau terjadi, bahkan diciptakan agar semua yang berselisih berbenah diri demi mencapai tujuan yang diharapkan bersama.

Meskipun tujuannya baik, tidak jarang banyak konfik yang kita temukan, alami maupun amati berkepanjangan dan tidak kunjung selesai sehingga berujung rusaknya relasi antar pribadi maupun kelompok. Mengapa? karena masing-masing belum menemukan langkah yang tepat, serta membuka diri dalam mengelola konflik dengan baik. Karena masing-masing lebih banyak mengedepankan perasaan belaka, tanpa mengedepankan hati dan pikiran yang jernih. Tidak jarang dalam mencari solusi konflik banyak mengalami kendala-kendala, sehingga masalah yang dialami berlarut-larut. 

Dalam dunia pekerjaan seringkali kita menjumpai bahkan mengalami konflik baik dengan sesama pekerja, pimpinan maupun masyarakat sekitar. Konflik sangat tidak enak dirasakan. Namun sebaiknya kita tidak menjauhi konflik, namun mencoba masuk di dalamnya sesuai porsi masing-masing dan mengambil peran dalam mencari solusi. Dalam mencari solusi konflik ini terlebih dahulu ada baiknya semua pihak memahami tujuan dan situasi dari sebuah pekerjaan yang sudah dilakukan.

Penyebab Konflik
Kalau kita membaca dan mempelajari konflik dalam pekerjaan banyak penyebabnya. Biasanya kita mudah menghubungkan atau dikait-kaitkan  dengan Perilaku, Keyakinan, Stress, Jobdeskripsi tidak jelas, proses perubahan kemajuan lambat atau tergesa-gesa, kurang imbalan dalam bekerja, cara pandang, perbedaan pemahaman, perbedaan kepentingan dan banyak lagi yang lain. Penyebab konflik biasanya merupakan respon situasi negatif terhadap suatu masalah yang dihadapi. Dan setiap konflik unik dan memiliki masing-masing solusi. Tidak benar juga bila membuat satu solusi bagi banyak konflik.

*Perilaku Menentang sebagai bentuk dari ancaman suatu komunikasi dapat berupa verbal (ucapan) maupun nonverbal (tanpa ucapan). Perilaku menentang ini memiliki beberapa jenis, ada yang menentang dengan cara menolak, menggerutu dan menggumam, mudah tidak masuk kerja dan merusak secara agresif dan sengaja. Tipe perilaku menentang lain yaitu tetap melakukan suatu pekerjaan namun dengan rasa terpaksa, melakukan ejekan dan hinaan. Tipe lain yaitu perilaku menentang dengan penghindaran kesepakatan yang telah di buat dan menolak untuk berpartisipasi.

*Stress juga dapat menimbulkan konflik dalam suatu organisasi, akibat banyaknya stresor. misalnya, terlalu banyak atau sedikit beban dan tugas yang diberikan antara satu dengan yang lainnya. Pimpinan tidak secara jelas dan proporsional dalam memberikan tugas dan tanggungjawab. Tidak diikutkannya seseorang dalam pengambilan keputusan, kurang atau tidak adanya dukungan secara menajerial, keharusan dalam melakukan tindakan terhadap perkembangan teknologi yang begitu cepat. Kondisi-kondisi tersebut selain mengakibatkan adanya tekanan mental pada seseorang sehingga bila bersinggungan dengan sedikit saja masalah dapat memicu terjadinya konflik.

*Proses perubahan kemajuan yang lambat atau tergesa-gesa juga dapat menimbulkan konflik dalam lingkungan pekerjaan. Proses kemajuan lambat dapat terjadi bila perspektif antara pekerja dan/atau pimpinan tidak berfokus pada hal-hal masalah substansi perkembangan perusahaan kedepannya. Komunikasi yang tidak efektif membuat jarak dan pola pikir yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Proses penyelesaian masalah menjadi terkendala dan lambat. Proses perubahan yang tergesa-gesa dapat menuimbulkan konflik pula. Pimpinan perusahaan tergesa-gesa dalam memutuskan rencana atau tambahan kegiatan sehingga terkesan beban pekerjaan bertambah dan membuat pekerjaan-pekerjaan lainnya berjalan menjadi tidak efektif.

Beberapa ahli berpendapat bahwa imbalan kadang imbalan kadang tidak cukup berpengaruh dengan motivasi seseorang. Namun bila imbalan tidak diberikan secara merata antara satu dengan yang lainnya sering menimbulkan konflik. Pemberian imbalan yang tidak didasarkan atas pertimbangan profesional sering menimbulkan masalah yang pada gilirannya dapat memunculkan suatu konflik.

*Perbedaan cara pandang dan pemahaman tujuan pekerjaan oleh seseorang dapat menimbulkan reaksi perbedaan kepentingan dalam menjalankan suatu kewajiban. Perbedaan cara pandang dan pemahaman yang tidak terjembatani oleh pola komunikasi yang efektif berujung konflik. Setiap individu tidak memfokuskan diri pada tujuan umum organisasi melainkan motivasi pribadi belaka. Seseorang yang mencintai pekerjaannya, cenderung memiliki cara pandang dan pemahaman positif yang hanya mengedepankan kepentingan umum dalam menjalankan tugasnya. Cara pandang positif ini muncul bukan semata-mata dalam pelatihan yang dalam, melainkan muncul melalui kesadaran penuh dan mendalam. 

Proses Konflik
  • kondisi yang mendahului
  • konflik yang dipersepsi
  • konflik yang dirasakan
  • perilaku yang dinyatakan
  • penyelesaian atau penekanan konflik
  • penyelesaian akibat konflik.
Kondisi yang mendahului merupakan beberapa penyebab konflik. Selanjutnya konflik dipersepsi atau dirasakan oleh kedua belah pihak pada umumnya bersifat logis/masuk akal, bukan hal yang bersifat pribadi, dan sangat objektif. Disisi lain konflik akan dirasakan secara subjektif karena individu merasa ada konflik relasi. Konflik yang dirasakan diasumsikan sebagai suatu yang dapat mengancam keberadaan dirinya, memunculkan permusuhan, perasaan takut, dan timbulnya perasaan tidak berdaya (hopeless).

Akibat dari kondisi-kondisi tersebut, beberapa individu kemudian melakukan bentuk perilaku nyata (aktual) seperti perilaku agresi, pasif, asertif, persaingan, debat, atau ada beberapa individu yang mencoba memecahkan masalah/konflik. Langkah selanjutnya yang dilakukan terhadap terjadinya konflik adalah perilaku menyelesaikan atau menekan konflik tersebut. Perilaku itu dapat berupa perjanjian antara yang terlibat atau kadang melalui tindakan "penaklukan" salah satu pihak. 

Tahap terakhir dari proses konflik adalah upaya penyelesaian akibat konflik. Beberapa kejadian konflik sering meninggalkan "residu" pada pihak yang terlibat. Oleh karena itu, upaya untuk menyelesaikan sisa atau akibat konflik tersebut sudah selayaknya dilakukan oleh pihak yang terlibat. Jika hal ini tidak dilakukan dapat memunculkan konflik baru pada tempat dan waktu yang berbeda.

Penyelesaian Konflik
Tidak ada masalah yang tidak ada penyelesaiannya. Begitu tutur dan filosofi yang perlu kita tanamkan pada setiap diri kita. Mengapa? karena bila setiap orang mempunyai pendapat dan pikiran ini artinya setiap orang setuju sebuah konflik harus segera diselesaikan entah enak atau tidak enak, nayaman atau tidak nyaman. Strategi penyelesaian konflik bertujuan pencegahan konflik yang akan terjadi dan penyelesaian konflik yang sudah terjadi.

Menghindar
Semua pihak masing-masing  mengambil waktu seolah-olah keluar dari masalah untuk memahami dan kembali dengan solusi yang baik.

Komunikasi
komunikasi yang diharapakan membangun opini yang baik dalam mengatasi kesalahpahaman terhadap masalah konflik yang dihadapi. Bangun opini untuk sesuatu keberlangsungan hubungan kerja yang baik.

Bersikap proaktif
Membangun sikap dan suasana proaktif sangat diharapkan dalam penyelesaian konflik. setiap pihak sebaiknya tidak menutup diri, mengkonsumsi sendiri konflik sehingga merasa orang lainlah yang menjadi penyebab konflik. Bersikap terbuka membuka segala permasalahan yang ada sehingga menemukan bersama penawarnya.

Fleksibel.
Setiap pribadi dan/atau angota tim harus bersikap fleksibel, sehingga selalu ada jalan dalam memecahkan konflik yang terjadi. Solusi yang ditawarkan tidak terkesan dipaksakan, melainkan fleksibel dengan lama/waktu pencarian solusi.

Adil
Bersikap adil menempatkan diri netral, tidak memihak pada salah satu pihak berkonflik, apalagi memperkeruh suasana.

Keterbukaan
Setiap orang yang mengalami konflik harus membuka diri dan mengedepankan mencari solusi/penyelesaian masalah konflik dengan baik.

Mencari Akar Masalah
Berfokus pada masalah dalam mencari akar masalah atau penyebab utama masalah.

Mari kita mengelola konflik yang kita hadapi dalam pekerjaan kita, menekankan pencarian akar masalah dan solusi, serta mengambil manfaatnya.

Sumber inspirasi:
http://www.peribahasaindonesia.com/cara-cara-penyelesaian-konflik-dalam-kelompok/
http://www.slideshare.net/DrNovan/manajemen-konflik-13115469
http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik
Agus Kuncoro, 2010, Buku Ajar Manajemen Keperawatan, Penerbit Nuha Medika, Yogyakarta.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url