Jarum suntik: cara penggunaan dan risikonya.

Spuit dan Jarumnya

Sahabat semua tidaklah asing lagi mendengar yang namanya "jarum suntik", pasti kita pernah melihat bahkan mungkin pernah mencoba memainkan dan menggunakannya. Sebenarnya alat suntik sendiri ada beberapa jenis tidak hanya terpaku pada jarumnya. Memang orang akan mengingat sesuatu yang menyakitkannya yaitu jarumnya. 

Kebanyakan, ketakutan utama seseorang datang berobat ke Rumah Sakit atau fasilitas kesehatan, karena dipengaruhi perasaan takut disuntik lebih dominan dari pada keinginan berobatnya. Apalagi anak-anak, rumah sakit atau fasilitas Kesehatan menjadi momok yang sangat manakutkan karena kita secara langsung maupun tidak langsung sering menakut-nakuti anak-anak untuk disuntik entah karena sebab apa pun. Tahukah kita bahwa jarum suntik merupakan media paling efektif dalam penularan penyakit berbahaya bila kaidah-kaidah prosedur keamanan penggunaan tidak diindahkan oleh petugas kesehatan dan kita semua.

Oleh karenanya mari kita semua tidak menakut-nakuti atau melakukan ancaman kepada anak-anak atau orang lain dengan alasan alat suntik. Baiklah...dari pada kita berbicara mengenai hal negatif, mari kita membicarakan jarum suntik secara positif 😀

Bagian-bagian Jarum Suntik
Alat suntik yang biasa kita lihat sebenarnya terdiri dari beberapa komponen, yaitu bagian jarum, tabung dan piston. Di dunia medis tabung dan piston-nya cukup disebut syringe (Bahasa Inggris), spuit atau semprit. Sementara bagian jarum disebut needle (Bahasan Inggris), atau jarum saja.

Jarum Suntik
Ukuran Spuit dan Jarum.


Jarum dan spuit 1cc-3cc-5cc-10cc 

Pada umumnya ukuran spuit yang sering digunakan adalah 1cc, 3cc, 5cc dan 10cc. Sebenarnya ada banyak ukuran spuit selain beberapa jenis ini dan kegunaannya juga bervariasi. Beberapa jenis ukuran spuit ini nantinya digunakan seberapa banyak jumlah cairan obat, cairan tubuh (darah, dll) diberikan atau dibutuhkan dalam pengobatan. Demikian juga Jarum memiliki ukuran yang berbeda-beda tergantung lokasi dan kedalaman penyuntikan.

Steril dan Sekali Pakai
Jarum dan spuit yang aman harus steril atau bebas hama. Oleh karena itu penyimpanannya harus aman dan bebas lembab. Sekali pakai dan TIDAK digunakan untuk menyuntik orang dengan spuit dan jarum yang sama. Jarum memiliki penutup rapat dan kuat, sedangkan spuit memiliki kemasan berupa plastik utuh.

Kegunaan Alat Suntik
Alat suntik yang aman yaitu jarum dan spuitnya masih dalam keadaan steril dengan ditandai oleh kemasan masih utuh sebelum digunakan. Sebelum melakukan penyuntikan adalah kewajiban petugas selalu memastikan kemasan jarum dan spuit tidak rusak. 

Suntikan merupakan cara yang paling efektif dalam memberikan obat (reaksi cepat) baik suntikan melalui infus maupun pada otot, selain itu juga alat suntik digunakan untuk mengambil contoh pemeriksaan (darah, cairan tubuh dan lain-lain). Selain itu juga spuit digunakan untuk mengirigasi luka pada bagian tubuh yang tidak terjangkau oleh alat untuk membersihkan dari serpihan kotoran yang menempel.

Irigasi Mata

Risiko 
Jangan kita langsung terkecoh dengan pemberian obat melalui suntikan. "cepat sembuh kok" begitu celoteh kita. Dari penjelasan di atas sebaiknya kita lebih proaktif kembali dan benar-benar mengkonsultasikan kembali kepada dokter dan perawat mengenai mengapa kita dan keluarga kita harus mendapatkan suntikan.

Jarum yang sudah pernah digunakan akan menjadi tumpul dan bila digunakan kembali menimbulkan nyeri yang hebat dan dapat menyebabkan infeksi pada daerah penyuntikan. Terlebih daripada itu orang yang disuntik dengan spuit dan jarum bekas berisiko besar tertular penyakit.

Banyak penyakit yang dapat disembuhkan dengan suntikan, resiko tertular penyakit serius juga dapat mengancam kita bila tenaga kesehatan (dokter, perawat, petugas laboratorium, dan lain-lain) tidak memperhatikan prosedur keamanan dalam penggunaannya (misalnya tertusuk jarum sendiri setelah digunakan pada orang sakit)

Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan ada 16 milyar suntikan yang dilakukan setiap tahun ternyata menyebarkan infeksi dan menyebabkan kematian akibat penggunaan ulang jarum suntik yang terkontaminasi. (voaindonesia.com/24.02.2015).

WHO mengatakan ada 10 persen suntikan imunisasi dan prosedur transfusi dan kontrasepsi sudah aman. Masalahnya ada di 90 persen kasus yang mengharuskan penggunaan jarum suntik (menyuntikan obat) melalui otot dan kulit yang sebagian besar suntikan ini tidak diperlukan atau bisa digantikan dengan obat minum. (voaindonesia.com/24.02.2015).
 
Kesimpulan
Tulisan ini tidak hendak menakut-nakuti pembaca sekalian. Alat suntik sangat-sangat berkontribusi sangat penting dalam penyembuhan penyakit asalkan dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan profesional. Biasanya fasilitas kesehatan yang mementingkan kualitas pelayanan kesehatan prima adalah fasilitas yang aman dan terpercaya termasuk penggunaan jarum yang aman bagi siapa saja.

Referensi:
http://www.voaindonesia.com/content/jarum-suntik-pintar-hentikan-penyebaran-infeksi-berbahaya/2655146.html
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url