Sejarah dan Makna Seni Tato Motif Dayak

Desain Tato Tegulun
(Sumber: https://gnmawar.wordpress.com)

Halo Sahabat semua! pastinya kita tidak asing lagi dengan yang namanya tato. Mungkin Kamu sudah mengetahui dan mendegar sejarah silam suku Dayak yang dipenuhi tradisi salah satunya tradisi tato. Tradisi ini berkembang pesat sehingga menjadi sebuah adat-istiadat yang dihidupi menjadi ciri semangat dan status sosial kala itu. Dengan sedemikian khas dan uniknya tato motif Dayak ini sehingga banyak diminati kalangan tua dan muda. Terus bila Kamu melihat mengapa ada orang yang memiliki tato khususnya tato Dayak pada tubuhnya?

Tato motif Dayak sebenarnya membekaskan arti bahwa betapa kuatnya semangat rasa persatuan dan identitas setiap kelompok suku Dayak pada masa lampau. Tato dan maknanya tidak pernah tercabut dari jantung dan menjadi satu kesatuan dengan semangat lainnya dalam kehidupan masyarakat Dayak pada umumnya. Tato merupakan tradisi turun-temurun yang telah menjadi budaya dari leluhur, jadi tidak heran bila kita melihat kebanyakan suku Dayak terutama kaum lelaki atau beberapa kaum wanita memiliki tato pada tubuhnya. 

Meskipun pada saat ini tato di Kalimantan boleh dikatakan hampir punah namun semangat persatuan dan identitas yang ditujukan melalui tato tidak sirna. Dahulu tato tidak boleh dibuat sembarangan, tato dibuat dengan ritual khusus ketika seseorang sudah menginjak usia dewasa. 

Sejarah.
Tidak ada bukti literal yang memastikan kapan dimulainya tradisi tato dalam sejarah peradaban suku Dayak. Yang pasti tato hidup dan dihidupi sebagai identitas dan eksistensi suku Dayak yang kuat, gagah, bermartabat dan bermoral. Menurut penulis sejarah tato motif Dayak ini bukan dititikberatkan pada waktu kapan dimulainya melainkan berpusat pada makna tato yang dihidupi jaman dahulu hingga sekarang.

Tato bermakna luhur yang tinggi karena berhubungan erat dengan sendi-sendi kehidupan masyarakat suku Dayak dahulu hingga saat ini (meskipun tradisi ini ada yang sudah punah namun juga masih hidup pada sekelompok kecil suku Dayak).

Sejarah tato Dayak dimulai peradabannya diperkirakan sejalan dengan perkembangan sejarah suku Dayak sebagai penduduk asli pulau Kalimantan. Disebutkan nenek moyang suku Dayak pada beberapa versi berasal dari migrasi besar-besaran yang diperkirakan dari Yunan Cina sekitar tahun 2500 - 1500 SM menuju Nusantara. 

Namun, menarik dicermati bahwa ada bukti lukisan-lukisan berupa tapak tangan, babi dan rusa terkena anak panah di Kalimantan Timur ternyata usianya sekitar 10.000 tahun silam sama dengan usia peninggalan kaum Aborigin negeri Kanguru Australia. Ternyata jauh dari itu sudah ada suku Dayak asli yang mendiami pulau ini terlepas dari beberapa pandangan mengenai sejarah suku Dayak sendiri.

"Tahiti" sebutan tato (bahasa Inggris) merupakan kata yang berasal dari bahasa Austronesia dan bahasa nasional Polinesia Prancis berarti menandakan sesuatu. Tato sendiri secara harafiah merupakan suatu tanda yang dibuat dengan memasukan pigmen pada kulit (sumber: Wikipedia).

Tradisi tato ini pada awalnya sebenarnya berhubungan erat dengan tradisi pengayauan (headhunter) ketika mendapatkan kepala untuk ritual khusus. Konon bagi pria yang sudah "memenggal kepala" musuh dalam perang diberikan tato khusus pada tangannya (pada suku Dayak Iban disebut tato Tegulun) sebagai lambang keberanian, gagah dan perkasa. Juga bagi masyarakat suku Dayak Iban wanita yang memiliki tattoo motif Dayak juga mempunyai prestise dan ritual sendiri. Wanita Iban memiliki tato pada tangan misalnya memiliki segudang keterampilan baik keterampilan dalam menari, menyanyi, dan membuat kerajinan tangan. Bagi suku Dayak yang bermukin di perbatasan Indonesia dan Sarawak Malaysia, tato pada jari-jari tangan dimiliki semua kalangan yang menunjukan seseorang suku menolong dan ahli dalam pengobatan.

Konsep dan kepercayaan suku Dayak yang menganut agama asli kaharingan menempatkan tato motif Dayak sebagai salah satu tradisi yang memperkuat keyakinan akan harapan kebahagiaan bukan hanya di dunia melainkan di alam baka setelah kematian. Manusia Dayak mengenal alam ciptaan ini sebagai darah, jiwa dan raganya. Oleh sebab itu tato motif Dayak banyak mengambil gambar dan bentuk alam sebagai ungkapan identitas dan eksistensi yang sakral langsung memengaruhi jantung kehidupan sosial dan budaya Dayak. Suku Dayak juga memahami alam ciptaan dan segala isinya "baik adanya" sebagai sumber kehidupan baik secara jasmani dan dengan mempertahankan keselarasannya mendatangkan kesejahteraan dan kebahagiaan dari Sang Pencipta (Dayak Kanayatn disebut Jubata) dari segi spiritualnya. 

Tidak hanya sebuah hiasan, mempunyai tato berkaitan dengan makna relijius yang melekat sangat erat bagi pemiliknya. Tato diyakini sebagai penerang/obor ke arah keabadian setelah kematian semakin banyak tato seseorang maka semakin terang jalan kehidupan dan semakin lapang jalan menuju ke alam keabadian. Hampir semua kelompok suku Dayak mengenal tato. Setiap daerah memiliki bentuk dan keunikan sendiri-sendiri. Meskipun begitu ada kelompok suku Dayak memiliki tradisi tato dalam masyarakat sukunya, bahkan ada dari kelompok suku Dayak yang tidak memiliki tradisi tato, seperti pada masyarakat suku Dayak Meratus Kalimantan Selatan dan Suku Dayak Maanyan daerah Barito Timur Kalimantan Tengah.

Penanda Identitas dan Eksistensi
Kelompok suku Dayak pada jaman dahulu merupakan kelompok yang sangat kental dengan seni budaya khas salah satunya Tato Motif Dayak itu sendiri. Tato ini memiliki arti filosofis yang tinggi dikalangan masyarakat adat dan pemiliknya. Dalam mengarungi kehidupan suku Dayak sejak awal memahami identitas dan eksistensinya sebagai suku yang berbudaya yang ditunjukan salah satunya lewat tato. Pada Suku Dayak Iban, Kenyah, Ngaju, Bahau dan Kayan misalnya, tato wajib dimiliki oleh kalangan pria maupun wanita. Tato Motif Dayak ketika itu diberikan sebagai penghargaan atas bukti keberanian perang (ngayau/bakayo/memenggal kepala), kedewasaan, profesi, dan status sosial seseorang dalam masyarakat adat. 

Nah....sekarang sudah sedikit tahu kan mengenai tato nya...Terus siapa dan bagaimana sistem pemberian tato ketika itu? Setiap kelompok suku Dayak memiliki gaya, jenis dan rupa sama dalam penghayatan akan tato. Mereka sama-sama mengambil rupa alam yang dijadikan simbol sebuah tato. Selain itu juga mengambil simbol-simbol alam yang abstrak namun mempunyai arti mendalam dan unik dalam penempatannya pada bagian tubuh seseorang.

Tato motif Dayak yang mengambil rupa dari alam seperti daun, bunga dan buah. Sebagai contoh nyata, Tato pada jari tangan bagi kaum wanita suku Iban menunjukan keahlian khusus misalkan terampil dan ahli membuat aneka anyaman. Membuat hasil karya berupa anyaman yang unik, menarik dan berkualitas merupakan perang bagi wanita kelompok suku Iban yang memiliki tato pada jari-jari tangannya. 

Tato pada tangan (laki-laki maupun wanita) juga menunjukan seseorang suka menolong atau ahli dalam pengobatan. Semakin banyak tato di tangan semakin terampil dan ahli dalam pengobatan. Seseorang yang mempunyai kedudukan seperti temenggung atau timanggong, panglima dan di-tua-kan di kampung halaman maupun di tempat merantau, memiliki Tato rekong (leher) pada leher. 

Tato motif rekong memilki bentuk yang berbeda-beda tergantung kedudukan dalam masyarakat ada yang berbentuk sayap kupu-kupu, kalajengking merayap dan kepiting semuanya mengambil rupa binatang. Tato bunga terong juga menunjukan seseorang tetua, bijaksana dan berpengalaman. Tato bunga terong ibarat pangkat bagi pemiliknya oleh karena itu penempatannya pada kedua pundak seseorang.

Wah...makin panjang ceritanya frens....memang adat dan tradisi tattoo Motif Dayak sangat sakral dan menurut saya sangat misterius. Mengenai jenis dan arti tato motif Dayak dijumpai pada banyak kelompok suku Dayak di Kalimantan. Semuanya merupakan kekayaan budaya yang sudah mendunia. Tato motif Dayak merupakan hasil budaya yang bernilai tinggi yang menunjukan keunikan identitas dan eksistensinya.

Corak Gambar
Tato motif Dayak memiliki corak warna yang menunjukan wujud aslinya dengan menampilkan sebuah warna tunggal yaitu berwarna hitam kebiru-biruan tidak begitu halus berciri khas buatan tangan. Proses pembuatan Tato Dayak mengikuti aturan-aturan ritual yang sudah ditentukan dari tetua adat.  Warna yang biasa digunakan berasal dari jelaga (arang halus dari periuk, asap maupun lampu yang berwarna hitam) dicampur dengan gula maupun garam. Untuk rajah biasanya digunakan duri pohon jeruk diikat dengan kayu seperti palu kemudian dicelupkan pada tinta jelaga. 

Saat melakukan rajah dilakukan dengan cara ujung duri didekatkan pada kulit kemudian dipukul-pukul dengan hati-hati sampai membentuk pola Tato motif Dayak yang khas. Semakin rumit tato-nya semakin lama proses pengerjaannya bisa memakan waktu sampai seharian.

Tato motif Dayak mempunyai sejarah yang tidak terpisahkan oleh adat-istiadat pada masa lampau. Tato motif Dayak ini menunjukan makna sesungguhnya bila ditempatkan pada posisi yang tepat. Tidak hanya sebagai simbol dan yang tidak kalah pentingnya tato motif Dayak adalah sebuah semangat identitas suku Dayak di tengah masyarakat tradisional dahulu dan modern masa kini.

Dikagumi Pengagumnya
Meskipun tato adat perlahan-lahan "terkikis" dalam jantung kehidupan masyarakat kelompok suku Dayak, namun tidak mengurangi arti dan keinginan memilikinya. Berangkat dari begitu unik dan begitu sakral makna luhurnya, tato motif Dayak masih dikagumi oleh pengagumnya baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Atas kekaguman itu banyak kalangan merajah tubuhnya dengan tato unik ini.
Mempunyai tato seperti orang Dayak bukan "preman". Pembodohan Nasional pernah terjadi pada jaman orde baru silam dimana kelompok-kelompok suku Dayak yang memiliki tattoo di cap "preman". Tindakan ini jelas-jelas memarginalkan penduduk asli Dayak oleh karena minimnya pemahaman pemimpin kala itu akan budaya Dayak yang bernilai tinggi kala orde itu. Malah seni tato berkembang sampai saat ini.

Mempunyai Tato sebagai ungkapan kebanggaan dan seni dari pemilik tato. Anak muda saat ini (Suku Dayak maupun lainnya) banyak memilih corak tato unik dan keren dengan mengambil bentuk tato motif Dayak sebagai motifnya. Meskipun dalam pembuatannya atas dasar suka-suka tapi tidak mengurangi unsur-unsur ke-khas-an dan kelestarian seni budaya tato motif Dayak tersebut.

Sepertinya tato merupakan cara yang ampuh dan media yang kuat dalam menjaga semangat akan identitas dan eksistensi Dayak itu sendiri. Dengan bentuknya yang unik dan permanen memberikan spirit (roh) pengguna dalam menapaki kehidupan sehari-harinya sampai masa depan.

Komitmen Pribadi
Memiliki tato pada jaman dahulu merupakan prestise tersendiri. Pembuatannya tidak dapat dilakukan secara asal-asalan dan sudah melalui prosesi adat khusus. Meskipun begitu tato bermakna filosofis dan relijius penempatannya dapat disesuaikan dengan kebiasaan setempat atau sesuai niat dan maksud pemiliknya. 
Bila kita melihat dalam kehidupan sehari-hari di pedalaman Kalimantan banyak kita jumpai orang memiliki tattoo dari corak gambar sederhana sampai begitu rumitnya menunjukan imajinasi si pembuat. Sederhana dan rumitnya sebuah Tattoo Motif Dayak yang diinginkan, menunjukan komitmen pribadi, semangat dan jiwa seni seseorang. Tidak semua pengagum dan pelestari tato motif Dayak memiliki tato di tubuh mereka. 

Tato motif Dayak masa kini berkembang lagi menjadi seni rajah setiap orang bebas memilikinya. Pembuatannya pun beragam ada yang masih mempertahankan cara tradisional namun tingkat keamanannya sudah menjadi perhatian utama bagi peminat dan artis tato.

Dari segi desain motif telah mengalami pengembangan yang bebas sesuai ungkapan jiwa seniman si pembuat dan keinginan peminat. Bagi yang akan atau ingin (bukan paksaan) memiliki tato motif Dayak hendaknya mempertimbangkan matang-matang dalam memilih jenis yang akan menjadi ikon pribadinya agar tidak kecewa karena tattoo permanen. Meskipun pembuatan tato masa kini tidak melalui proses ritual khusus, namun sebaiknya pembuatan dan penempatan tato masih memperhatikan makna sesungguhnya.

Yang pasti bila kita menemui orang Dayak atau orang lain yang memiliki motif Dayak tidak harus di-ta-kut-i lagi. Orang Dayak yang sebenarnya senantiasa toleran, cinta damai dan melindungi orang lain. Setelah membaca artikel ini sudah saatnya kita tidak men-diskredit-kan orang yang mempunyai tato yang tidak mendapatkan tempat dalam status sosial masa kini.

Satu hal lagi terlepas dari makna luhur, seni, identitas dan eksistensi seseorang Dayak yang salah satunya ditunjukan melalui tato, bagi pengagum hendaknya memiliki kaidah-kaidah keamanan dalam proses pembuatan tato. Akhirnya tato motif Dayak tetap digemari peminatnya ditengah mulai terkikis dan tergerus jaman.



Referensi:
  1. https://folksofdayak.wordpress.com/2014/01/15/menjawab-tuduhan-suku-dayak-adalah-pendatang-di- kalimantan/ 
  2. http://ronagreenblog.com/2012/04/ 
  3. https://tekurapansuh.wordpress.com/perpantang-tatoo/
  4. https://id.wikipedia.org/wiki/Rajah
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url