Balala' Lockdown ala Dayak Kanayatn.

Suasana sepi balala' (Sumber: kalimantantoday)

Balala' merupakan warisan tradisi nenek moyang Dayak Kanayatn yang rutin dilakukan setiap tahun. Biasanya balala' dilaksanakan pada dekat pertengahan atau pertengahan tahun. Tuha Tahutn (tetua adat) yang menentukan kapan waktunya balala' adat. Ada yang menulis bahwa balala' ini berhubungan dengan nyepi umat hindu mengingat budaya hindu sejak lama masuk dan juga memengaruhi sedikit banyak budaya dan adat istiadat Dayak pada umumnya (Kompasiana).

Kata Balala' berasal dari bahasa Suku Dayak Kanayatn Kalimantan Barat yang terdiri dari kata Ba yang artinya ber- (kata kerja) dan Lala' artinya Pantang atau Puasa. Jadi balala' berarti berpantang atau berpuasa. Balala' ini dikenal luas oleh hampir semua suku Dayak hanya berbeda dialek masing-masing daerah.

Ketika masih dikampung dulu musim balala' ini sangat dinanti-nantikan. Suasana kekeluargaan sangat terasa dimana semua keluarga berkumpul selama 3 hari. Beraktifitas di dalam kampung masih diperbolehkan, dipesan oleh orang tua supaya tidak boleh ke hutan dan apalagi memetik dedaunan. Kalau ada yang melanggar hukuman yang paling ringan disuruh tetua adat ngunyah daun sirih. Nyirih rasanya kelat, pedas (ngunyah tembakau) dan bisa mabuk karena makan buah pinang hehe.

Kemudian pada pengertian yang lebih dalam, adat balala' berhubungan sangat erat dengan kehidupan Dayak Kanayatn sisi sosial, budaya dan religius. Kegiatan adat balala' biasanya dilakukan secara serentak berdasarkan wilayah adat atau binua. Secara sosial kepatuhan bersama menjadi faktor utama menyelenggarakan adat ini. Adat balala' merupakan wujud kedekatan manusia Dayak dengan alam dan kepedulian terhadap lingkungan sesuai konsep kosmologi DayakAdat ini hampir tidak pernah tidak dilakukan sehingga sudah membudaya di kehidupan masyarakat. 

Sebenarnya melalui adat balala' ini masyarakat adat Dayak yang melaksanakannya diajak untuk merenungkan kehidupannya dengan introspeksi diri agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi di masa mendatang. Baik dalam arti luas bagi sesama ciptaan Yang Maha Kuasa (Jubata) dan alam sekitar.

Selain itu juga adat balala' terkandung niat tolak bala berdoa kepada Jubata agar kampung halaman terbebas dari hama penyakit maupun mara bahaya. Makna religiusnya memiliki kesamaan dengan penganut agama dan keyakinan pada umumnya dalam hal menjalankan puasa dan memaknainya dalam kehidupan.

Di kampung ketika prosesi adat balala' mulai semua warga diperciki air dari rumah ke rumah untuk membersihkan warga dari sakit penyakit dan terhindar dari bahaya/bencana. Puncak dari acara tersebut (hari ke-3) perahu yang sudah dibuat yang terdiri dari biasa replika ular naga dan orang memegang parang dihanyutkan di sungai dengan diarak terlebih dahulu di rumah-rumah. Biasanya setiap keluarga ada yang menyelipkan uang kertas maupun logam sebagai ujud melepaskan segala bentuk hambatan maupun halangan yang mengganggu seperti bencana atau penyakit.

Mengarak perahu dari rumah ke rumah kemudian dihanyutkan ke sungai.

Teristimewa pada masa pendemi covid-19 adat balala' menjadi populer bukan karena diada-adakan, tetapi balala' mendapatkan makna tersendiri menjadi  sangat relevan dengan situasi covid-19 yang dirasakan saat ini. Para Tuha Tahutn (kepada adat) dan timanggong (temenggung) wilayah dapat juga menginisiasi balala' untuk maksud tertentu seperti yang dilakukan pada waktu-waktu lalu di berbagai daerah suku Dayak di Kalbar yang disebut "balala' covid-19".

Semangat kolektifitas sangat dibutuhkan sebagaimana adat balala' yang dilakukan serempak, begitu pula kita bersama memerangi virus corona dan ingin sekali segera melewatinya agar kualitas hidup kita menjadi yang lebih baik. Jadi semangat balala' mencerminkan istilah lockdown sementara dilakukan sebagai cara yang diyakini efektif menanggulangi penyebaran dan mendukung kesembuhan penderita virus corona.


Referensi:
  1. https://www.kompasiana.com/suryakelana/5e7ad6f6097f36530e48cda2/mengenal-balala-nyepi-menurut-adat-dayak?page=2
  2. http://stpsaintagustinopontianak.blogspot.com/2011/04/adat-balala-dalam-tradisi-dayak.html
  3. Cerita lisan.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url