Ulat sagu makanan dan obat tradisional berkhasiat menambah kebugaran.

Larva/Ulat Sagu | merdeka.com

Pernah terbayang Kamu makan ulat? Iiihhh....banyak orang jangankan makan, mendengar dan melihatnya saja geli 😬😬. Sebenarnya ulat ini sudah menjadi kuliner dan tidak asing bagi masyarakat Indonesia terutama daerah pedesaan. Disebut ulat sagu karena ulat ini sering ditemukan, hidup dan berkembang biak di pohon sagu. Dibalik bentuknya yang bikin geli, ternyata ulat sagu mengandung nutrisi yang berkhasiat obat bagi kesehatan. 

Gmana bisa ulatnya kok di batang sagu?
Kisahnya si kumbang merah (Rhynchophorus ferruginesus) yang merupakan hama jenis tanaman palem seperti kelapa, enau, sagu, kelapa sawit, dan nipah suka meletakan telurnya terutama di bagian pohon yang sudah mati, pohon yang luka, dan pucuk batang sisa penebangan. Kemudian telur ini nantinya menjadi larva (ulat sagu) yang menjadi target santapan kitaπŸ˜…πŸ˜….

Di Kalimantan ulat sagu memiliki sebutan di setiap daerahnya seperti amatar, matar, sembatar, hembatar, lematar, uret sungket phahari, anri awatei, yei watei, ulat bumbung, singku, ulot sungkot, ulat su'et, singkoy, aret, singuntur, luatai, dll. Sejak kecil mungkin kamu dan saya sudah pernah memakannya sebagai menu santapan keseharian sebagai anak KalimantanπŸ˜€πŸ˜€.

Dulu di kampung untuk mencari ulat sagu ini, kita cukup mencarinya pada batang sagu yang sudah mulai membusuk atau mencarinya pada bagian batang yang terluka terkena parang ketika orang tua/kakek menebang dahan sagu mengambil daunnya untuk bahan pembuat atap rumah. Bagaimana dengan kamu mencarinya?

Di Papua batang sagu dipanen, dikonsumsi menjadi makanan pokok, juga mengkonsumsi ulat sagunya sebagai menu keseharian. Sampai-sampai ada yang sudah meneliti kandungan gizi ulat sagu ini, loh. Kamu penasaran kandungan apa yang banyak terkandung pada ulat sagu (sebutan Dayak kanayatn: amatar) ini?

Berdasarkan hasil analisis Badan Litbang Petanian Pusat 
bahwa kandungan bahan yang terdapat pada ulat sagu Protein 13,80% dan Lemak 18,09%. Selain itu juga ulat sagu mengandung asam amino yang penting bagi pemeliharaan, kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan tubuh (Sumber: http://pustaka.litbang.pertanian.go.id/publikasi/p3272082.pdf)

Persentase kandungan protein 13,80% pada ulat sagu juga hampir setara dengan kandungan protein sebutir telur ayam 13-16%. Jadi ulat sagu dapat dijadikan pengganti sumber protein alami hewani.

Sungguh pun ulat sagu disadari memiliki manfaat, namun pasokannya terbatas dan masyarakat yang membudidayakannya juga tidak banyak. Justru jumlahnya yang sedikit banyak menjadi incaran dan tantangan bagi penikmat kuliner tanah air. Di daerah pedesaan yang masih banyak sagunya pasti tidak asing mengkonsumsinya. 

Berbagai macam cara kreatifitas daerah menyajikan menu ulat sagu ini, seperti disate, goreng, pepes, rebus, panggang, bahkan ada yang memakannya hidup-hidup dengan sambel pedas..hhuuaahh..πŸ˜¬πŸ˜¬πŸ˜†πŸ˜†. Bagi kamu dan saya yang pernah merasakannya, rasanya gurih, enak dan nikmat ulat sagu ini mengalahkan rasa gelinya πŸ˜‹πŸ˜‹πŸ˜€πŸ˜€.



Ulat Sagu Tumis Kuah | wannesis.blogspot.co.id

Dari kandungan nutrisi ulat sagu ini, banyak yang meyakini dan menggunakannya sebagai obat yang berguna bagi kesehatan, seperti:

1. Sumber Energi.
Bagi mereka yang menjadikan ulat sagu ini makanan rutin seperti di papua ulat sagu dengan sebutan koo' baik untuk dikonsumsi setiap hari dan dapat menghilangkan rasa capai karena bekerja. Bagi anak-anak manfaat ulat sagu seperti halnya vitamin untuk meningkatkan nafsu makan. Namun begitu konsumsi ini tidak bisa juga dikonsumsi dalam jumlah yang banyak, karena bisa menimbulkan alergi bagi yang tidak cocok.

2. Menambah Stamina.
Dengan kandungan vital protein (asam amino) esensial ulat sagu diyakini juga dapat meningkatkan stamina dan gairah seksual.

3. Menambah Kekebalan Tubuh.
Siapa yang mau tubuhnya sakit melulu? Pasti menjadi dambaan bila memiliki tubuh yang kuat dan tahan terhadap serangan penyakit atau tidak mudah capai. Ulat sagu mungkin dapat menjadi solusinya. 

Nah, bagaimana di Kalimantan, di masyarakat suku Dayak mungkin juga jarang mengkonsumsi ulat sagu ini karena jumlah batang sagu sangat minim tidak sebanyak yang dulunya. Kalaupun ada, hanya mengkonsumsi sebatas untuk dimakan bukan untuk dijadikan obat.

Namun tidak menutup kemungkinan bila mau mencoba membuat obat tradisional dari ulat sagu yang masih hidup dengan mencampurkan beberapa ramuan tradisional direndam dengan arak. Kemudian dikonsumsi sesuai kebutuhan saja. Campuran ini bisa menjadi paduan obat tradisional yang diyakini berkhasiat mengurangi capai akibat kerja berat.

Bagi kamu yang sudah banyak mengetahui tentang manfaat ulat sagu ini tidak salah bila mencobanya. πŸ‘πŸ˜€
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url