Merajut Kisah Semangat Rumah Panjang.

"Adil Ka' Talino Bacuramin Ka' Saruga Basengat Ka' Jubata"
Rumah Panjang/Radakng di Pontianak

Rumah Panjang atau Rumah Betang begitu sebutan rumah adat suku Dayak di Kalimantan. Bila dilihat dari sejarahnya Rumah Panjang merupakan jantung kehidupan suku Dayak dalam meniti kehidupan luhurnya di tengah-tengah dunia sejak jaman dahulu. 

Rumah Panjang merupakan rumah yang bentuknya memanjang terdiri dari ruang-ruang dan bilik yang ditempati oleh masing-masing keluarga dengan segala aktivitas rumah tangganya menyatu antara keluarga satu dengan keluarga lainnya. Kesatuan antara keluarga satu dan lainnnya diatur dalam tatanan adat-istiadat yang dijalani bersama sehingga semangat kesetiakawanan, kesepahaman, dan kebersamaan terpupuk subur.

Semarak dan kebersamaan di Rumah Panjang terlihat dari berbagai kegiatan baik kesenian, acara adat, maupun prosesi adat lainnya. Tatapan mata sayu, tawa, tarian, musik menghiasi Rumah Panjang sebagai pernak-pernik hidup yang bukan sekedar legenda. Sistem kehidupan yang dibangun di dalam Rumah Panjang merupakan sistem yang bisa dikatakan sistem kekeluargaan yang sakral. Mengapa demikian? karena, di sana adat-istiadat dan sistem kekerabatan yang terbangun/terjalin sangat kuat yang menjadi ciri keberadaan suku Dayak itu sendiri.

Kehidupan rumah panjang merupakan representasi kehidupan suku Dayak masa lampau dan sekaligus teladan bagi masyarakat Dayak masa kini. Pada jaman dahulu bila seseorang keluar dari Rumah Panjang dikonotasikan sebagai orang yang tidak beradat dan termasuk golongan kelas bawah. 

Kebersamaan yang dibangun dalam banyak hal misalnya dalam hal perladangan. Dalam memulai perladangan misalnya dilakukan secara kolektif dan sakral beserta ritual-ritual adatnya. Dalam hal berburu dilakukan oleh sekelompok laki-laki, membagikan hasil buruan kepada semua dan dinikmati bersama. Pada intinya proses ritual yang apik dan unik dilakukan secara bersama dengan kemampuan bersama di mulai dari kelahiran hingga mengenang orang yang sudah mendahului dalam kematian kematian (salah satunya upacara adat notokng).

Perkembangan dan kemajuan jaman sekarang membuat adat budaya Dayak sedikit-demi sedikit  terkikis. Rumah Panjang bukan menjadi tempat tinggal yang dirasa ideal di jagat ini. Bangunan yang kokoh, kuat bak baja ini ditopang dengan kayu khas Kalimantan yang terkuat di dunia yaitu kayu belian istilah asingnya "iron wood" tidak lagi menjadi jaminan kehidupan suku Dayak dalam menangkis lajunya perkembangan.

Ditengah-tengah galaunya saat berada dipersimpangan jalan seperti ini sebagai suku Dayak yang sudah moderen, kita harus tetap menjaga SEMANGAT Rumah Panjang ini di hati kita masing-masing. Kini Rumah Panjang yang ada masih tetap dilestarikan sebagai saksi bisu peradaban. Rumah Panjang di dunia hanya berupa bangunan kokoh saja, ada dan kadang tidak ada yang mendiaminya, tetapi Rumah Panjang di hati kita adalah rasa persatuan, solidaritas, beradat dan berbudaya, serta terdepan menjaga perdamaian di Bumi Kalimantan ini. Inilah makna Rumah Panjang sejati yang seyogyanya selalu terpupuk subur di hati kita. Sanggupkah kita menjaganya?(semoga)


Referensi:
http://www.academia.edu/10310124/KEBUDAYAAN_SUKU_DAYAK_IBAN
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url