ASRI, 1 Dekade Ku Bersamamu

30660_1356174143040_3775767_n.jpg
Tim operasi mata gratis 2010

Hai, Semua. Saya mau bercerita dan berbagi pengalaman singkat ketika mulai pertama kali menjadi bagian tim ASRI bekerja sama sampai saat kurang lebih 1 dekade ini.

Pertama, saya merasa ASRI itu sudah ada ketika berjumpa pertama kali dengan dr. Kinari Webb di Serukam pada Maret 2007 silam, meskipun nama ASRI belum ada disebut ketika itu.  Serukam adalah sebuah Desa dan sekaligus tempat Saya pernah mengenyam pendidikan keperawatan di Yayasan Pelayanan Kasih Bethesda. Saya ketika itu juga sudah selesai bekerja di salah satu cabang program Yayasan Bethesda Serukam yaitu PKMD (Pembangunan Masyarakat Desa) yang sebagian besar pekerjaannya melakukan imunisasi, penyuluhan kesehatan, lingkungan, pemberdayaan tanaman cokelat, dan pengobatan.  

Minat dan ketertarikan semakin bertambah ketika mendengar selentingan dari teman-teman mahasiswa-mahasiswi  keperawatan yang sebelumnya pernah praktik dan bermitra langsung dengan dr. Kinari Webb di Sukadana, mereka banyak bercerita mengenai misi pelayanan kesehatan yang dr. Kinari Webb akan bangun dan kembangkan. 

“Wil, itu dr. Kinari mau cari orang untuk bekerja sama membangun pelayanan kesehatan dengan RS besar bertaraf Internasional, nanti juga ada imunisasinya” kata teman seangkatan yang ketika itu pernah menjadi pendamping mahasiswa-mahasiswi keperawatan Serukam PKL di Sukadana dan  dekat dengan dr. Kinari Webb.
“Oke!” Saya bilang. 
“Kapan saya bisa ketemu dia (dr. Kinari Webb)?” pinta saya.
“Besok, sebelum dia pulang ke Sukadana” Kata Ita teman seangkatan keperawatan dulu.
Singkat cerita paginya, saya bertemu dengan dr. Kinari Webb, test tertulis, dan wawancara singkat yang semuanya memakan waktu sekitar 1 jam. 
“Kamu lulus” Kata dr. Kinari.
Dr. Kinari, bercerita singkat mengenai rencana membuat program kesehatan dan lingkungan semakin membuat saya tertarik dan tertantang. 
“Bagaimana, apakah Wil tertarik?” Tambahnya lagi.
“Mmm..saya udah menikah, bagaimana dengan isteri dibawa juga ke Sukadana, dia juga perawat?” Saya nawar.
“Oh..bagus, kamu bisa bersama-sama di Sukadana, hah dan bisa juga survei datang ke sana sebelum memutuskan untuk gabung?” kelakar Kinari sambil mengerlingkan mata kanannya.

Tepatnya 8 April 2007 Saya dan Isteri datang ke Sukadana hanya selama 1 minggu untuk melihat-lihat apakah Sukadana benar-benar tempat yang menyenangkan dan cocok untuk keluarga tinggal dan bekerja nantinya. Setelah berpikir dan berkonsultasi dengan keluarga 2 bulan kemudian, 01 Juni 2007 kami memutuskan untuk siap pergi dan tinggal ke Sukadana dalam waktu yang lamannya sulit dipastikan. Melewatkan hari demi hari di Sukadana tidaklah susah, karena dengan suasana kampung berbaur dengan alam Sukadana yang asri, bunyi kelimpiau bersahutan, melihat kera dimana-mana, binatang langka, burung-burung, dan pantai yang indah cukup menambah riang dan semangat tim kecil kami ketika itu. Tim kecil itu terdiri dari dr. Kinari, Pak Cam (suami dr. Kinari), Kak Hotlin, Saya, Clara (isteri), dan dr. Romi, serta Eka yang paling pertama tetap setia gabung sampai sekarang. 

Seingat saya ketika belum ada namanya ASRI. Kata ASRI muncul secara spontan saja dan akhirnya menjadi nama tim kita ketika itu. Saya menduga asalnya dari program dan situs yang dr. Kinari bangun sebelumnya “Health in Harmony” di terjemahkan menjadi “Alam Sehat Lestari” yang dengan gampang di singkat “ASRI” saja.

Saya masih ingat ketika itu tim kecil ini melakukan jajak pendapat menemui siapa saja yang ditemui baik di jalan maupun dari rumah ke rumah hanya satu pertanyaan, apakah bapak/ibu senang atau apa pendapat bapak/ibu kalau kami mendirikan sebuah klinik pengobatan? Jawaban mereka sederhana ada yang bilang senang, bagus, tidak jauh, dan sangat mengharapkan pelayanan baik dan berkualitas.

Setelah melewati proses dalam waktu yang tidak lama pada tanggal 12 Juli 2007 menjadi momen bersejarah ASRI pertama kali membuka balai pengobatan ASRI. Dengan bermodalkan rumah sewaan yang direhab, rumah itu disulap menjadi tempat orang mulai menggantungkan kesehatannya pada pelayanan ASRI.

Ketika ASRI pertama kali mengumpulkan seluruh kepala desa yang ada di Kabupaten Kayong Utara, karena ingin  program insentif kesehatan bagi masayarakat yang ada pada wilayah mereka masing-masing. Salah satu kepala desa yang paling tua mengatakan: “ASRI harus menjadi pilihan, bukan dipilih karena tidak ada pilihan tempat pelayanan kesehatan lainnya”.  Ungkapan itu sekaligus menjadi tantangan ASRI ke depan untuk dapat menyediakan pelayanan yang menyentuh hati masyarakat yang membutuhkan dan selalu membenahi sistem pelayanan untuk menuju ke sana.

Dengan klinik rumah kecil dan sederhana justru meningkatkan animo masyarakat datang berobat. Menurut saya masyarakat membutuhkan para pelayan yang sederhana, mengerti dan memahami persis apa yang benar-benar masyarakat butuhkan, sehingga mereka yakin dan tidak sungkan-sungkan. Untuk dapat memberikan pelayanan seperti ini butuh pekerja keras, kerja sama, komitmen dan konsisten. 

Pada tahun 2015 ketika pertama kali peletakan batu pertama pondasi pembangunan klinik yang nantinya cikal-bakal rumah sakit ASRI, memberikan harapan baru bagi masyarakat akan pelayanan yang jauh lebih baik lagi. Dengan struktur bangunan yang kokoh orang-orang di ASRI juga harus memiliki semangat kokoh dalam membangun dan mempertahankannya. Sudah sekitar 1o bulan menempati bangunan Klinik baru semakin banyak tantangan yang dihadapi baik tantangan internal maupun eksternal. Di internal masih bekutat pada perbaikan sistem dan organisasi. Eksternal mencoba menjawab harapan masyarakat ASRI menjadi selalu menjadi dambaan model pelayanan yang baik dan tantangan birokrasi. 

Saya merasa ASRI sudah jauh maju beberapa langkah ke depan, tapi belum mencapai tujuan dan terus maju. ASRI sudah banyak dikenal dunia lewat media-media. Saya terkesan dan berterima kasih kepada banyak relawan baik dari dalam maupun luar negeri untuk membantu dan melihat bagaimana ASRI bekerja. Bagi saya meskipun mereka semua jauh, tetapi mereka sudah pernah mengikat tali persaudaraan dengan tim ASRI yang tidak akan mudah putus kapanpun dan mesti tetap dipertahankan ikatan talinya. 

Saya terkesan dan berterima kasih kepada tim semua dari awal sampai yang ada pada saat ini yang telah bekerja yang menurut saya tidak ternilai jasanya sehingga membuat semuanya berjalan lancar, meskpun tidak sedikit mengalami tantangan dan kendala. 


Saya berterima kasih kepada keluarga di mana pun berada yang telah mendukung saya dalam setiap proses perjalanan karir pekerjaan saya sekeluarga di Sukadana. Berterima kasih kepada dr. Kinari yang menyerahkan seluruh hidupnya gigih dan penuh semangat membangun ASRI dan dunia untuk bisa menjadi lebih baik lagi. Berterima kasih kepada HIH yang dengan penuh semangat banyak membantu mendukung program ASRI yang begitu dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sampai saat ini. Berterima kasih kepada donor yang telah memberikan bantuan dengan tulus dan ikhlas demi kelancaran program ASRI.

Kini tinggal bagaimana ASRI menyapa dan membantu untuk membuat dunia lebih baik lagi.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url